• Masjid Baiturachim berada di kawasan Jl. Pamularsih, Kelurahan Patangpuluhan, Kecamatan Wirobrajan, Daerah Istimewa Yogyakarta 55251. Dirintis sejak tahun 1988, dan mulai dibangun pada tahun 1991.
Kamis, 18 April 2024

Pelajaran Adab Ar-Razi Terhadap Muridnya

Pelajaran Adab Ar-Razi Terhadap Muridnya
Bagikan
0
(0)

Fakhruddin Ar-Razi adalah seorang ulama besar dalam bidang ilmu tauhid, filsafat dan tafsir. Di mata siapapun ia adalah seorang ulama kharismatik.

Suatu hari seorang muridnya bernama Ismail bin Husain al-Alawi, seorang nassabah (ahli nasab) mengunjunginya. “Aku senang kalau kamu mau menulis sebuah kitab yang secara rinci mengupas tentang nasab keturunan Ali bin Abi Thalib. Aku akan mempelajari dan menghapalkannya,” kata ar-Razi.

Al-Alawi berhasil menulis kitab tersebut dan ia kemudian menyerahkannya kepada gurunya itu. Pelan-pelan ar-Razi turun dari kursinya lalu beralih duduk di atas tikar. “Duduk di kursiku itu!” perintah ar-Razi kepada Al-Alawi.
Sejenak Al-Alawi kaget. Ia seperti tidak percaya apa yang baru didengarnya. Tentu saja ia menolak. Tetapi ia malah dibentak lebih keras. “Aku bilang duduk di kursiku itu!”

Dengan ragu-ragu bercampur takut, Al-Alawi pun duduk di kursi seperti perintah gurunya. Selanjutnya ar-Razi mulai membaca tulisan muridnya sambil sesekali minta penjelasan jika ada yang tidak ia pahami. Selesai membaca ia berkata: “Sekarang kamu boleh duduk di mana kamu suka. Tulisanmu itu adalah ilmu dan kamu tadi adalah guruku. Salah satu adab seorang murid adalah duduk bersimpuh di hadapan gurunya seperti tadi.” (Dikutip dari Kitab Al-Wafi bi Al-Wafyat oleh Ash-Shafadi)

Islam sangat menekankan adab dalam belajar menuntut ilmu. Bahkan kata Imam Malik, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.” Kata Ibnul Al-Mubarak, “Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.” Mengapa demikian? Karena kata Yusuf ibn al-Husain, “Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”

Adab adalah sikap yang harus dibiasakan dan dibudayakan. Namanya membangun budaya, pertama harus dipaksa, lalu biasa dan akhirnya menjadi budaya. Jangan tinggalkan adab dalam menuntut ilmu. Sebab penyakit orang berilmu adalah sombong, jika tidak diiringi dg adab. Sedangkan kesombongan adalah penyakit warisan dari Iblis. Naudzu billah min dzalik.

DR. Budi Handrianto

Seberapa bermanfaat postingan ini?

Klik bintang untuk menilainya!

Penilaian rata-rata 0 / 5. Jumlah suara: 0

Tidak ada suara sejauh ini! Jadilah yang pertama untuk menilai posting ini.

Karena Anda menemukan posting ini bermanfaat ...

Ikuti kami di media sosial!

Kami mohon maaf bahwa posting ini tidak berguna untuk Anda!

Mari kita tingkatkan postingan ini!

Beri tahu kami bagaimana kami dapat meningkatkan postingan ini?

SebelumnyaKaum jahil / jahlu / bodohSesudahnyaJANGAN MENUNDA AMAL SALEH
Status LokasiWakaf
Tahun Berdiri1988