MENGAPA SHOLAT SUBUH DI MASJID TURKI HAMPIR SIANG?
Ibroh (Pelajaran) dalam mendampingi jamaah Umroh + Turki selama di Turki dari tanggal 23 sampai 29 April 2024 adalah menemukan hal yang berbeda dengan di tanah air Indonesia. Masjid di Turki Namanya Camii (mirip dengan Jamik), seperti UluCamii (masjid Agung kota Bursa); masjid YesilCamii (masjid Hijau), dll. Yang berbeda adalah waktu sholat.
Azan ashar di Camii ternyata pukul 16.30 waktu setempat, padahal waktu sholat di jam apliksai android pukul 15.30; demikian pula dengan waktu subuh mulai pukul 04.50; di jam aplikasi pukul 04.25 sudah masuk subuh. Padahal sinar matahari muncul pukul 05.00 lebih sedikit. Inilah yang kami alami saat ingin sholat jamaah subuh di salah satu Camii di Cappadocia, wilayah bagian Tengah Selatan Turki yang terkenal dengan wisata Balon udara.
Ternyata Turki sama dengan Tiongkok (China) yang mayoritas ummat Islam berpegang mada madzab Hanafi. Menurut mazhab Hanafi lebih utama mengakhirkan sholat Subuh ke waktu Ishfar (telah nampak warna kuning di langit).
Ulama madzhab Hanafi sebenarnya menolak hal ini dikatakan mengakhirkan waktu sholat. Menurut Imam Zaila’i al-Hanafi hal ini sebenarnya bukan termasuk mengakhirkan waktu sholat Subuh, karena waktu sholat subuh terbentang dari terbit fajar (thulu’ fajr) hingga terbit matahari (thulu’ syams) (Kitab Al Masu’ah al-Fiqhiyyah al-Quwaitiyyah)
Dalil madzhab Hanafi mengenai hal ini adalah sejumlah hadis Nabi yg menyatakan siapa saja yang mendapati satu rakaat sebelum terbit matahari berarti mendapati sholat subuh. Dari Abu Hurairah Nabi bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنَ الصَّلاَةِ فَقَدْ أَدْرَكَ الصَّلاَةَ
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah, sungguh Nabi saw bersabda: “Orang yang menemukan satu rakaat dari shalat maka sungguh ia telah menemukan shalat”, (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Madzab Hanafi adalah salah satu dari 4 madzab dalam Islam, yakni Syafii, Hambali dan Maliki. Ibroh dalam perjalanan ke wilayah Islam adalah agar kita dapat bijak dalam menyikapi perbedaan dalam fikih, karena keempat madzab tersebut punya dasar kuat.
Yang memprihatinkan adalah jumlah jamaah sholat Subuh sangat sedikit, di masjid dekat hotel kami menginap ada masjid bukan camii (jami’) yang tidak melaksanakan sholat subuh. Jika dianalogkan dengan tulisan Dr. Adian Husaini ini adalah dampak dari sekularisasi di Turki sejak zaman Mustafa at-Taturk
Dokumentasi Camii Turki silakan buka:
https://www.instagram.com/reel/C63d_QBSKmP/?igsh=aWx3ZHh6bWljb2hz
*) disampaikan dalam NGOPI (Ngobrol Perkara Islam) pada tanggal 12 Mei 2024 bakda isya oleh Arif Sulfiantono (Sekretaris Takmir Masjid Baiturachim & Tour Leader Umroh PT Labbaika Cipta Imani)