Jadilah Hamba Allah, Bukan Hamba Ramadhan
Ramadhan telah usai. Tidak ada lagi puasa tiap hari. Tak ada lagi tarawih. Tiada pencarian lailatul qadr, juga suasana sahur dan berbuka yang begitu menyenangkan.
Semua sudah berakhir.
Tapi yang membuat kita bernafas lega, Rabb kita tidak berakhir. Rabb kita, Allah Subhanahu Wa Ta’ala, tidak pernah berakhir.
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hadid[57]: 3)
Benar, Ramadhan akan berakhir. Tapi bukankah Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al-Hijr[15]: 99)
NGOPI (Ngobrol Perkara Islam), ngaji rutin tiap Ahad malam bakda isya tanggal 14 April 2024
Benar, bulan Ramadhan telah berakhir. Tapi bukankah Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ ۖ هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ
“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr[59]: 22)
Ramadhan telah berakhir, tapi Yang Maha Pengasih dan Penyayang tidak berakhir. Maka kata para ulama,
كونوا ربانيين ولا تكونوا رمضانيين
“Jadilah kalian hamba-hamba Allah dan jangan menjadi hamba Ramadhan.”
Jangan sampai kita gagal paham selama satu bulan kemarin. Sehingga begitu bulan Ramadhan berakhir, berakhir juga shalat-shalat tahajjud kita, infaq-infaq kita, maupun sahur-sahur kita.
Padahal di depan kita ada qadha puasa misalnya dan ada puasa-puasa sunnah. Tapi Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak berakhir. Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang kita ibadahi di bulan Ramadhan adalah Allah yang di bulan Syawwal, Dzulqo’dah, Dzulhijjah, dan sampai Ramadhan tahun depan.
Kalau kita benar-benar menjadi hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mengapa kita semangat beribadah hanya di bulan Ramadhan saja? Maka ulama mengatakan,
ﺑﺌﺲ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻻ ﻳﻌﺮﻓﻮﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻻ ﻓﻲ ﺭﻣﻀﺎﻥ
“Seburuk-buruk kaum adalah mereka yang tidak mengenal Allah kecuali hanya di bulan Ramadhan saja.”
Mereka tidak sujud kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, tidak rukuk kepada-Nya, dan tidak membaca firman-firman-Nya, kecuali di bulan Ramadhan.
Bukankah Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
اتق الله حيثما كنت
“Bertakwalah kepada Allah di manapun dan kapanpun Anda berada.” (HR. At Tirmidzi)
Termasuk di dalam dan di luar Ramadhan. Dan bukankah perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak berhenti sampai bulan Ramadhan? Bukankah larangan-Nya tidak berakhir dengan berakhirnya bulan Ramadhan? Ibadah kepada-Nya hanya berakhir dengan kematian. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al-Hijr[15]: 99)
Para ulama mengatakan, salah satu tanda diterimanya ibadah RAMADHAN adalah kebaikan yang kita lakukan melahirkan berbagai kebaikan yang lain.
Puasa seyogianya juga disertai dengan kelanggengan amalan. Ini merupakan salah satu hal yang sangat dicintai Allah SWT. Ibadah yang dilakukan hendaknya memberikan dampak tak hanya bagi setiap individu, tetapi juga secara sosial.
Untuk menghindari penurunan semangat setelah Ramadhan, setiap Muslim harus memperkokoh ilmu agama dengan belajar.
Selain itu, ia juga perlu membentuk komunitas yang mendukung peningkatan ibadah. Berkumpul dengan kawan yang saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran menjadi salah satu cara yang bisa ditempuh. Contoh mengikuti kegiatan Baiturachim di luar Ramadhan seperti:
- Kajian Ahad Subuh Bergizi (plus sarapan berjamaah)
- NGOPI, Ngobrol Seputar Islam tiap Ahad Malam bakda isya
- Senin & Selasa malam bakda isya tadarusan
- TPA Baiturachim tiap Senin, Jumat, Sabtu sore
- Pengajian ibu-ibu tiap Kamis sore
- Pengajian umum tiap Kamis Malam bakda isya
- Hadroh Sholawatan tiap Jumat malam
- Kultum tiap Sabtu bakda subuh
*) disampaikan pada NGOPI (Ngobrol Perkara Islam), ngaji rutin tiap Ahad malam bakda isya tanggal 14 April 2024 oleh Arif Sulfiantono